Rabu, 10 Maret 2010

Manajemen Pembelajaran

BAB I

KONSEPSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Manajemen Pembelajaran.

Manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian komponen-komponen program pembelajaran dengan penggunaan ilmu dan seni pembelajaran yang tepat, agar supaya tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

B. Kegiatan Manajemen Pembelajaran

Kegiatan manajemen dapat dikaji dari dua segi, yakni (1) dari segi sasaran kegiatan manajemen, dan (2) dari jenis aktivitas-tindakan manajemen.

Dari segi sasaran atau obyek kegiatannya, obyek manajemen pembelajaran meliputi (1) manajemen komponen-komponen program pembelajaran dan (2) manajemen komponen-komponen iklim pembelajaran, Komponen-komponen program pembelajaran mencakup manajemen :(a) tujuan pembelajaran ( kompetensi dan indicator hasil pembelajaran), (b) materi bahan pembelajaran, (c) komponen strategi pembelajaran, (d) media, sumber dan teknologi pembelajaran, (e) penilaian pembelajaran. Sedangkan manajemen komponen iklim pembelajaran meliputi : (a) manajemen kedisiplinan siswa, (b) manajemen iklim sosial kelas, (c) manajemen iklim sosio-emosional kelas, dan (d) manajemen fisikal kelas

Sementara itu, dari segi jenis aktivitas kegiatannya, kegiatan manajemen dapat ditinjau dari segi: (1) prosedur kegiatan manajemen dan (2) macam-macam kegiatan manajemen pembelajaran. Ditinjau dari prosedur kegiatan manajemen terdapat tiga tahapan kegiatan yang meliputi: (a) tahap perencanaan pembelajaran, (b) tahap pelaksanaan pembelajaran dan (c) tahap penilaian pembelajaran. Sementara ditinjau dari macam-macam kegiatannya, kegiatan manajemen pembelajaran, mencakup aktivitas : (a) identifikasi masalah, (b) diagnosis, (c) perumusan tujuan, (d) pengambilan keputusan, (f) perencanaan, (g) pengorganisasian, (h) kordinasi, (i) pendelegasian,(j) inisiasi, (k) komunikasi, (l) bekerja bersama kelompok, (m) pemecahan masalah, dan (n) aktivitas penilaian,(o) inovasi ( pembaharuan) , (p) penelitian dan pengembangan.

C. Macam-macam Kegiatan Manajemen Pembelajaran

1. Identifikasi masalah, Diagnosis, dan Problem solving

2. Pengambilan keputusan

BAB II

Variabel-Variabel Pembelajaran

A. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Penciptaan sistem lingkungan berarti menyediakan seperangkat peristiwa-kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan aktivitas belajar.

B. Faktor-Faktor Penentu Aktualisasi Pembelajaran

Proses pembelajaran bersifat kompleks mengingat aktualisasinya melibatkan dan ditentukan oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor pembentuk aktualisasi pembelajaran tersebut meliputi komponen input, proses, output,dan umpan balik.

Komponen input (masukan) adalah siswa yakni peserta didik yang diharapkan mengalami perubahan tingkah laku setelah mengikuti proses pembelajaran. Komponen proses, yakni serangkaian interaksi pembelajaran antara siswa sebagai masukan dengan sejumlah komponen pembelajaran dan sejumlah komponen setting pembelajaran ( manajemen kelas). Sedangkan komponen out-put adalah hasil belajar sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran yang berupa kualifikasi tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai anak setelah mengikuti interaksi pembelajaran. Sementara komponen umpan-balik merupakan komponen yang memiliki fungsi informatif bagi efektivitas pencapaian tujuan dan relevansi dari komponen-komponen yang terkait.

C. Deskripsi Tindak Pembelajaran

a. Dari segi jenis kegiatan guru:

b. Dari segi tujuan belajar yang ingin di capai:

c. Dari segi prinsip realitas dalam pembelajaran

d. Dari segi komponen tingkah laku guru

e. Dari segi kubu-kubu teori belajar, mengajar sebagai:

Valentine (1992: 150--153) menyebutkan beberapa variabel beserta diskriptor performansi guru dalam mengajar.

1. Membuat Persiapan Mengajar yang Tepat

2. Menyiapkan Strategi untuk Mengatasi Hambatan

3. Menyiapkan Materi Pelajaran

4. Memilih Tujuan dan Proses Pembelajaran Secara Tepat

5. Memilih dan Menerapkan Berbagai Teknik Mengajar Yang Efektif

6. Memberikan Kesempatan Belajar Sesuai Dengan Perbedaan Individual Anak

7. Menggunakan Variasi Bahan dan Sumber Yang Efektif

8. Menggunakan Alokasi Waktu Secara Efektif

9. Menunjukkan Kemampuan Memotivasi siswa

10. Menunjukkan Kemampuan Komunikasi Dengan Siswa Secara Efektif

11. Memberikan Evaluasi Umpan Balik bagi Anak

D. Dimensi Pembelajaran Sebagai Sistem

Komponen-komponen pembentuk proses pembelajaran menurut Moedjiono, dkk. (1996:19--20), meliputi berikut ini:

* Siswa

* Guru

* Tujuan

* Metode

* Media,

* Evaluasi

E. Dimensi Tujuan dan Hasil Pembelajaran.

a. Instructional effects,

b. Nurturant effects,

F. Dimensi Manajerial dalam Pembelajaran

a. Instructional Management

b. Classroom Management

G. Dimensi Proses dalam Pembelajaran

a. Tahapan Proses Pembelajaran

v Tahap Perencanaan.

v Tahap Pelaksanaan.

v Tahap Evaluasi.

b. Aspek Pendekatan dalam Pembelajaran

c. Aspek Strategi dan Taktik

d. Aspek Metode dan Teknik Pembelajaran

e. Prosedur Pembelajaran

H. Dimensi Isi-Pesan Pembelajaran

a. Substansi isi pembelajaran.

b. Aspek nilai-nilai formal isi pembelajaran.

I. Dimensi Interaksi-Komunikasi dalam Pembelajaran

BAB III

PEMBELAJARAN EFEKTIF

A. Konsep Keefektifan

Kata efektif sesungguhnya merupakan serapan dari kata effective (bahasa Inggris) yang artinya berhasil guna, berdaya guna, mustajab, manjur, ditaati. Kata effective itu sendiri berakar dari kata effect yang maknanya pengaruh-akibat. Bertolak dari akar kata effect tersebut, maka effective artinya ada pengaruhnya, memiliki pengaruh, berpengaruh -berakibat, mempunyai akibat, tampak akibatnya.

B. Karakteristik Keefektifan Kelas

a. Produktivitas

b. Efisiensi

c. Kualitas pencapaian hasil, kinerja, layanan oleh individual

d. Pertumbuhan dan perkembangan kelas

e. Keadaan absensi oleh siswa, guru dan pengelola yang lain.

f. Turnover

g. Kepuasan guru terhadap pekerjaannya

h. Kepuasan siswa

i. Motivation

j. Morale

k. Kohesif

l. Fleksibilitas dan adaptibilitas

m. Perencanaan tujuan kelas

n. Perumusan dan kesepakatan tujuan bersama

o. Penghayatan terhadap tujuan organisasi kelas

p. Keterampilan manajerial dan kepeminpinan guru

q. Informasi manajemen dan komunikasi

r. Kesiapan kelas

s. Pemanfaatan lingkungan

t. Penilaian oleh entitas eksternal kelas

u. Stabilitas

v. Pemberian kesempatan partisipasi

w. Penekanan untuk Pelatihan dan Pengembangan

x. Penekanan pada Prestasi

C. Efektivitas Pembelajaran

1. Struktur Pembelajaran

2. Motivasi anak

3. Efektasi guru

4. Pertanyaan kelas

5 Memaksimalkan Waktu belajar

6. Penerapan Pembelajaran Konstruktivis

D. Guru yang Efektif

1. Manajemen kelas

2. Direct Instruction.

3. Waktu untuk tugas.

4. Bertanya.

5. Pembelajaran pemahaman.

6. Tingkat kognitif dalam pembelajaran.

7. Pengelompokan anak.

E. Profil Iklim Pembelajaran Efektif

Variabel-variabel guru yang berperanan terhadap efektivitas iklim pembelajaran adalah variabel karakteristik kepribadian, kemampuan dan keterampilan mengajar, keterampilan mengelola kelas, kematangan emosional, dan lain-lain.

1. Profile disiplin kelas yang efektif

2. Profil Iklim Sosial Kelas yang efektif

3. Profil Iklim Sosio-emosional Kelas Yang Efektif

4. Profil Kondisi Fisikal Kelas Yang Efektif

BAB IV

PERFORMANSI GURU YANG DIHARAPKAN SISWA

A. Ekspektasi siswa terhadap guru

1. Karakteristik Kepribadian Guru yang diharapkan

Karakteristik Barr tentang guru yang sukses memiliki dua belas atribut yakni berikut ini:

a. Guru sebagai orang sumber

b. Intelijen

c. Kestabilan emosinya

d. Bijak/ hati-

e. Buoyancy--Optimis,

f. Obyektif

g. Tenaga

h. Dominansi

i. Kemenarikan

j. Kehalusan budi

k. Kerjasama

l. Reliabilitas

2. Harapan Siswa Tentang Kemampuan/kompetensi Guru

v Membuat Persiapan Mengajar yang Tepat

v Menyiapkan Strategi untuk Mengatasi Hambatan

v Menyiapkan Materi Pelajaran

v Memilih Tujuan dan Proses Pembelajaran Secara Tepat

v Memilih dan Menerapkan Berbagai Teknik Mengajar Yang Efektif

v Memberikan Kesempatan Belajar Sesuai Dengan Perbedaan Individual Anak

v Menggunakan Variasi Bahan dan Sumber Yang Efektif

v Menggunakan Alokasi Waktu Secara Efektif

v Menunjukkan Kemampuan Memotivasi siswa

v Menunjukkan Kemampuan Komunikasi Dengan Siswa Secara Efektif

3. Harapan Siswa Tentang Kemampuan Sosial Guru.

4. Kematangan Emosional Guru yang diharapkan Siswa.

5. Harapan Siswa tentang Persepsi dan Sikap Guru

F. Pola Kepemimpinan Guru yang diharapkan.

Kepemimpinan guru di kelas dapat di klasifikasikan menjadi tiga tipe kepemimpinan, yakni tipe otoriter, demokratis, dan leissez faire. Masing-masing tipe kepemimpinan tersebut memiliki implikasi yang berbeda-beda terhadap erbentuknya iklim sosial dan emosional kelas. Kelas yang dipimpin guru secara otoriter, cenderung menimbulkan iklim sosial dan emosional yang kurang menguntungkan bagi belajar anak. Anak di kelas merasa ditekan, tidak memiliki kebebasan berekspresi, dan tidak berani membuat keputusan sendiri.

BAB V

MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN

A. Program Pembelajaran

Program pembelajaran adalah seperangkat tindakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Manajemen program pembelajaran ditinjau dari sudut tahapan kegiatannya, terdiri atas (1) kegiatan perencanaan program, (2) pelaksanaan program, dan (3) evaluasi program (Jacobsen, Egen dan Kauchak, 1989:9--12). Sedangkan manajemen program pembelajaran ditinjau dari sudut jenis dan macam-macamnya, terdiri atas (1) program tahunan, (2) program semesteran dan (3) program satuan pembelajaran.

Perencanaan Program Pembelajaran

Evaluasi Program Pembelajaran

Aspek ini berisi kegiatan guru untuk melakukan penilaian terhadap program pembelajaran. Ada tiga sasaran penilaian, yakni: (1) penilaian perencanaan program, (2) penilaian terhadap pelaksanaan program pembelajaran, dan (3) penilaian terhadap program evaluasi pembelajaran.

Model Program Pembelajaran

ü Model Pembelajaran Dasar Glaser

ü Model Pembelajaran Yerold E. Kemp

ü Model Satuan Pelajaran

Komponen-komponen Program Pembelajaran

Ø Komponen Tujuan Pembelajaran

a. Pemilihan materi

b. Evaluasi

c. Siswa

d. Semua Pihak

e. Dapat dilihat lebih jelas, apakah tujuan itu menunjang pencapaian tujuan yang lebih besar. .

Tujuan pembelajaran memenuhi beberapa fungsi yang berguna diantaranya adalah berikut ini.

a. Untuk merencanakan pelajaran.

b. Dalam memilih alat bantu pelajaran.

c. Untuk menetapkan tugas-tugas yang sesuai dengan siswa.

d. Dalam memilih atau menyusun test.

e. Untuk menentukan kapan dan dikumpulkan data yang evaluatif.

f. Untuk menyimpulkan & melaporkan hasil-hasil evaluasi.

g. Untuk dapat menolong siswa menentukan dimana mereka harus pergi sementara mereka berusaha menjadi pelajar yang mampu belajar sendiri.

Klasifikasi Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Domain Kognitif

· Pengetahuan.

· Pemahaman.

· Aplikasi.

· Analisis.

· Sintesis.

· Evaluasi.

Tujuan Pembelajaran Domain Afektif

· Penerimaan

· Memberikan respon ( Tanggapan)

· Penilaian.

· Organisasi.

· Pemeranan/pelukisan watak.

Tujuan Pembelajaran Domain Psikomotor

· Persepsi (Perseption).

· Kesiapan (Set).

· Respon terpimpin (Guided responce).

· Mekanisme (Mechanism).

· Complex Overt Responce.

· Penyesuaian (Adaptation).

· Originasi (Origination).

Ø Komponen Penilaian Awal (Pre-Test)

Sasaran penilaian awal sedikitnya adalah tingkat penguasaan anak tentang : (1) pengetahuan prasyarat yang dimiliki anak untuk mengikuti pembelajaran (pre-riquisite), dan (2) tujuan pembelajaran yang menjadi sasaran pembelajaran.

Ø Komponen Materi Pembelajaran

materi pelajaran menjadi empat macam yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip (Suprihadi, 1993:60).

Ada dua jenis klasifikasi sumber belajar, (1) resource by design, sumber pembelajaran yang dirancang secara spesifik untuk pembelajaran, (2) resource by utilization

Ø Komponen Proses Pembelajaran

Pertimbangan dalam Pemilihan Proses Pembelajaran

(1) karakteristik tujuan,

(2) karakteristik peserta didik,

(3) karakteristik materi pembelajaran,

(4) kemampuan guru, dan

(5) ketersediaan fasilitas pembelajaran

Prosedur Pembelajaran.

Herbart dalam Moedjiono , dkk. (1996) mengemukakan lima langkah induksi dalam pembelajaran. Kelima langkah tersebut adalah berikut ini.

.Persiapan meliputi: (a) mengemukakan tujuan pembelajaran secara jelas kepada siswa; (b) memberi pandangan ke depan bahwa apa yang dialami siswa akan membantu pemahaman materi.

a. Penyajian

b. Komparasi

c. Generalisasi

d. Penerapan

Pola-pola Interaksi Pembelajaran

Pola interaksi berhubungan dengan cara bagaimana interaksi siswa dengan sistem lingkungan belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat tiga klasifikasi pola interaksi pembelajaran (Depdikbud-Dikti, 1980:45-46), yakni berikut ini.

a. Pola Presentasi

b. Studi Independen

c. Interaksi

Ø Komponen Media dan Sumber Belajar

Ø Komponen Penilaian

v penilaian perencanaan program

v penilaian proses pembelajaran

v penilaian hasil-hasil pembelajaran.

BAB VI

MANAJEMEN STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi memiliki dua hal, (1) perencanaan tindakan secara sistematis dan, (2) implementasi perencanaan dalam tindakan di lapangan. ( Al Hakim S. dkk.; 2002:80). Dan ujung dari penggunaan strategi adalah memenangkan pertempuran.

Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Cara-cara itu, mencakup sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Oleh sebab itu, Hilda Taba menyatakan pula strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya tujuan pembelajaran (Suprihadi, 1993:94)

Strategi pembelajaran aktualisasinya terwujud dalam bentuk ketetapan mengenai seperangkat tindakan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Cakupan ketetapan tindakan tersebut berdimensional, secara substansial dimensi yang dimaksud antara lain meliputi : (1) setting (latar) pembelajaran, (2) pengelolaan bahan ajar, (3) pengalokasian waktu, (4) pengaturan pola aktivitas pembelajaran, (5) metode, teknik, dan prosedur pembelajaran, (6) pengaturan dalam pemanfaatan media pembelajaran, (7) penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, (8) penerapan pendekatan pola aktivitas pembelajaran, (9) pengembangan dan pengaturan iklim pembelajaran.

B. Dimensi-dimensi Strategi Pembelajaran

Dimensi strategi pembelajaran yang dimaksud, perwujudannya berkenaan dengan aspek: (1) setting (latar) pembelajaran, (2) pengelolaan bahan ajar, (3) pengalokasian waktu, (4) pola pengaturan bentuk pembelajaran, (5) metode, teknik, dan prosedur pembelajaran, (6) pemanfatan dan penggunaan media pembelajaran, (7) penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, (8) penerapan pendekatan pola aktivitas pembelajaran, (9) pengembangan iklim pembelajaran.

C. Perencanaan Strategi Pembelajaran

Langkah-langkah perencanaan yang meliputi (1) identifikasi persoalan/kebutuhan, (2) merumuskan tujuan dan sasaran, (3) identifikasi pembatas-pembatas—kekuatan dan kelemahan, (4) proyeksi dan antisipasi kedepan, (5) penelusuran alternatif kegiatan dan , (6) penyusunan rencana tindakan yang dipilih. ( Al Hakim S. dkk; 2002:80).

Menyusun rencana strategi pembelajaran, ada tiga hal yang perlu dicermati guru: (1) pada variabel-variabel penentu strategi, dan (2) substansi strategi, (3) jenis-jenis dan bentuk strategi yang akan digunakan.

Variabel-variabel penentu dalam perencanaan strategi menurut meliputi: (1) variabel tujuan pembelajaran, (2) variabel materi pembelajaran, (3) variabel kemampuan diri guru, (4) variabel kemampuan siswa, (5) variabel sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia.

Lawrence T. Alexander dan Robert H. Davis dalam Suprihadi (1993: 106) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Faktor tersebut adalah (1) tujuan pembelajaran khusus, (2) keadaan siswa (karakteristik siswa), (3) sumber dan fasilitas untuk melaksanakan dari suatu strategi tertentu, dan (4) karakteristik teknik penyajian tertentu. Keempat faktor tersebut diatas oleh Lawrence T. Alexander dan Robert H. Davis selanjutnya dijelaskan secara rinci sebagaimana uraian di bawah ini.

BAB VII

PROSEDUR DAN POLA PENGATURAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Pola kegiatan pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan pembelajaran

B. Struktur Pembelajaran

Struktur pembelajaran efektif pada dasarnya mencakup komponen : (1) pendahuluan pembelajaran, (2) penjelasan dan klarifikasi isi pembelajaran secara jelas, (3) monitoring terhadap pemahaman anak, (4) pemberian waktu untuk praktek/berlatih, (5) fase penyimpulan dan penutupan pembelajaran, (6) pendalaman secara terstruktur maupun mandiri dan review.

Berdasar alur proses pemahaman individu terhadap obyek tersebut, maka proses pembelajaran dapat distrukturkan dengan pola GASE tersebut. Untuk itu, maka langkah-langkah pembelajaran dapat distrukturkan kedalam tujuh fase pembelajaran yang meliputi (1) fase motivasi, (2) fase eksplorasi, (3) fase intensifikasi, (4) fase elaborasi, (5) fase signifikasi, dan (6) fase evaluasi, (7) Follow up

Herbart dalam Moedjiono , dkk. (1996) mengemukakan lima langkah induksi dalam pembelajaran. Kelima langkah tersebut adalah berikut ini.

a. Persiapan meliputi: (a) mengemukakan tujuan pembelajaran secara jelas kepada siswa; (b) memberi pandangan ke depan bahwa apa yang dialami siswa akan membantu pemahaman materi.

b. Penyajian. Pada tahap ini data-data yang berhubungan erat dengan masalah-masalah yang harus dipecahkan dikemukakan pada siswa.

c. Komparasi - Abstraksi. Data-data itu diperbandingkan dan dianalisa secara seksama untuk menunjukkan keterkaitan yang dapat dipergunakan selanjutnya untuk menemukan implikasinya.

d. Generalisasi. Pada tahap ini unsur-unsur kesamaan dan perbedaan dikemukakan bersama sebagai bukti untuk menemukan implikasinya secara pasti.

e. Penerapan. Kesimpulan yang diperoleh diterapkan dalam berbagai situasi untuk memperjelas signifikasi kesimpulan yang diperoleh terdahulu.

C. Pola Dasar Kegiatan Pembelajaran

Pola Presentasi

Pola Studi Independen

Pola Interaksi

D. Variasi Pola pengaturan Pembelajaran

1. Pola Pengaturan Guru dalam Pembelajaran

Pola Pembelajaran dengan Seorang Guru.

Pembelajaran Melalui Team

2. Pola Pengaturan Siswa dalam Proses Belajar.

Pola Pembelajaran klasikal

Pola Pembelajaran Kelompok Kecil (5--7 anak)

Pola Pembelajaran Individual atau Perorangan

3. Pola Pengaturan Hubungan Guru – Siswa

Pola Kegiatan Pembelajaran Tatap muka

Pola Kegiatan Pembelajaran dengan Perantaraan Media

4. Struktur Peristiwa Pembelajaran

Pola Struktur terbuka

Pola Struktur Tertutup

5. Pola Peranan Guru dalam Pengelolaan Pesan

Pola ekspositori

Pola Heuristik atau Hipotetis

6. Pola Pengorganisasian Pesan

a. Pola Induktif

b. Pola Deduktif

BAB VIII

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengantar

Model pembelajaran dilihat dari sudut siswa merupakan model belajar. Model pembelajaran didisain secara khusus untuk kepentingan macam-macam belajar dan membantu siswa dalam belajar yang lebih efektif. Dengan model belajar tersebut, siswa dibantu dalam proses pemerolehan informasi dan gagasan, pemerolehan keterampilan, nilai, cara-cara berfikir, alat untuk berekspresi diri. Model pembelajaran juga membelajarkan siswa tentang bagaimana belajar (BruceJoyce dan Marsha Weil, 1992: 1).

B. Jenis-jenis Model Pembelajaran

1. Famili Model Pembelajaran Interaksi Sosial (Social Family)

(1) model investigasi kelompok,

(2) role playing,

(3) jurisprudential inquiry.

2. Famili Model-model Pemrosesan Informasi

v model berpikir induktif

v model latihan inquiry

v model penguasaan konsep

v model perkembangan kognitif

v model advance organizer

3. Famili Model-model Personal

1. Model Pengajaran Nondirective

2. Model Pertemuan Kelas

C. Model-model Mengajar Behavioral

1. Model Contingency Management

2. Model Assertiveness Training


Tidak ada komentar:

Posting Komentar