Jumat, 30 Juli 2010

Pendidikan 3M

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan pendidikan di Indonesia. Presiden mengemukakan program pendidikan 3M (mutu, murah, merata). Program 3M merupakan pembangunan pendidikan yang bermutu, murah, dan gratis bagi orang miskin. Selain itu, pendidikan yang merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat di tanah air.

Menurut Presiden, dengan program pendidikan 3M sesungguhnya kebijakan program dan pelaksanaan pendidikan sudah menuju pada arah yang benar. Terkait dengan capaian program pendidikan, Presiden mengemukakan beberapa isu utama bidang pendidikan.

Presiden mengungkapkan, terdapat enam isu utama permasalahan mendasar bidang pendidikan. Isu pertama adalah biaya pendidikan murah untuk yang miskin, bahkan gratis dan terjangkau. Isu kedua adalah kualitas dan kesejahteraan guru dan dosen.

Presiden menegaskan, para guru dan dosen harus jelas mengerti hak dan menjalankan kewajibannya serta memiliki kompetensi. "Bagaimana mungkin lulusannya bagus kalau kemampuan dosen di bawah standar?" kata Presiden pada Rapat Evaluasi Program Prioritas Depdiknas Tahun 2007 dan Program Tahun 2008 di Ruang Birawa Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (6/02/2008).

Hadir pada Rapat Evaluasi Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo, beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu, gubernur, walikota, dan bupati seluruh Indonesia. Selain itu, hadir para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Indonesia.

Lebih lanjut Presiden mengatakan, isu ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah mutu pendidikan terkait dengan standar, kompetisi dibandingkan dengan negara lain, dan lulusan yang siap pakai. Sementara isu yang keempat adalah relevansi pendidikan dengan lapangan pekerjaan. "Ini penting saudara gubernur, bupati, dan walikota, yakni bahwa hasil pendidikan itu klop dan cocok dengan kebutuhan pasar, industri jasa, pertanian, dan apapun yang dibutuhkan oleh ekonomi dan kegiatan di negari ini," kata Presiden.

Oleh karena itu, kata Presiden, harus ada sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan pasar itu sendiri. "Pasar yang membutuhkan lulusan hasil didik harus pas antara spesialis dengan generalis".

Isu kelima adalah pendidikan yang terus mencetak manusia Indonesia yang tangguh, tidak cengeng, berperilaku tertib, taat hukum, dan taat pranata. "Kebebasan sangat penting, tapi tidak boleh kebebasan tanpa diimbangi oleh ketaatan pada pranata. Tentu pendidikan juga berkewajiban mendidik putra-putra bangsa, mendidik manusia untuk memiliki sikap yang toleran, dan jauh dari kekerasan. Ini kita rasakan sungguh penting untuk kita lakukan di negeri ini."

Adapun isu keenam adalah hubungan pusat dan daerah menyangkut tanggung jawab pendidikan. Presiden menekankan pentingnya sharing anggaran. "Otonomi daerah sudah kita berlakukan, desentralisasi fiskal juga telah kita jalankan di negeri ini. Oleh karena, itu budget sharing menjadi sangat penting," kata Presiden.

Di samping enam isu utama tersebut, kata Presiden, terdapat isu-isu khusus, yakni. ketersediaan dan harga buku yang terjangkau, pungutan iuran sekolah, gedung sekolah yang belum memadai, gerakan membaca, masalah guru honor dan guru bantu, pentingnya alih bahasa baik daerah maupun internasional, dan badan mutu pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar